Rasullah S.A.W: Dari Kacamata Sarjana Barat

Keagungan peribadi Nabi Muhammad saw dan kebenaran ajarannya tidak hanya diakui oleh umat Islam.  Juga oleh ribuan cendikiawan Barat baik dari kalangan Nasrani dan Yahudi. Antara beberapa kenyataan para cendikiawan Barat yang mengakui kebenaran ajaran Rasullah S.A.W:Karl Marx

  1. Karl Marx (1817-1883) 
    Dalam bukunya, Al-Hayati dia menulis, "Lelaki Arab yg tlh menemukan kesalahan agama Nasrani dan agama Yahudi itu, melakukan pekerjaan yg sgt berbahaya di tgh2 kaum musyrik penyembah berhala, mendakwahkan mereka pd agama tauhid dan menanamkan keyakinan ttg keabadian roh.  Maka layak bg kita utk mengakui kenabiannya, dan dia adalah rasul (pesuruh) langit utk bumi."
    Manakala dalam bukunya, Ra'sul Mal', beliau menulis,  "Nabi ini yang dengan risalahnya telah membuka zaman baru untuk ilmu, cahaya dan pengetahuan, layak dicatat kata-kata dan perbuatannya dalam pola khusus operasional.  Oleh kerana pelajaran yang diberikannya adalah wahyu Allah S.W.T yang diturunkan dan merupakan risalahnya juga, maka menjadi tugas kewajibannya untuk membersihkan kotoran-kotoran yg menimbuni risalah-risalah yang lalu akibat oleh orang-orang bodoh yg mengandaikan ajarannya tanpa dukungan oleh orang yg berakal"
  2. Sir Herbert Spencer (1820-1903) Sir Herbert Spencer
    Seorang ahli filsuf kelahiran Cardiff, England.  Dalam bukunya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, Ushulul Ijtima menulis, "Hendaklah kalian menjadikan Muhammmad sebagai perlambang politik agama yang tepat, dan seorang yang paling jujur dalam menerapkan sistemnya yang kudus di tengah-tengah umat manusia seluruhnya.  Muhammmad merupakan suatu sosok amanat yg dijelmakan dalam kejujuran yang murni, siang dan malam selalu tekun menghidupi umatnya".
  3. Sydoe (1817-1893)
    Seorang orientalis dan sejarahwan besar Perancis. Beliau menulis dalam bukunya , Khulasatu Tarikhil Arab, …”Muhammad saw, telah menjadikan kabilah-kabilah Arab itu satu tantanan umat menuju satu tujuan.  Sehingga semua orang melihat penjelmaannya sebagai duta umat besar yg satu sisi sayap kerajaannya mencapai Sepanyol dan sisi yg satu lagi mencapai India.  Maka berkibarlah di mana-mana panji peradapan, ketika itu Eropah sedang dirundung kegelapan jahiliyah (kebodohan) pada abad-abad pertengahan.”
  4. Dr Wile (1818-1889)
    Seorang orientalis berkebangsaan Perancis yang bekerja di Aljazair sebagai guru dan penerjemah.  Dalam karyanya, Tarikhul Khulafa, ia menulis antara lain:
    "Muhammad layak mendapat kekaguman dan penghargaan kita sebagai reformis agung, bahkan dia patut juga diberi gelaran Nabi.  Kita tak usah mendengar cerita orang-orang yang bermaksud jahat dan pendapat orang-orang ekstrem.  Sungguh Muhammad itu seorang yang besar dalam agama dan peribadinya.  Barangsiapa yang menyerangnya, jelas dia tidak mengerti dan melecehkan jasa-jasanya." Conte Hendry De Castri
  5. Conte Henry de Castri (1853-1915) 
    Seorang orientalis.  Dalam karyanya, Al-Islam, menulis: "Muhammad tidak membaca dan tidak menulis.  Seperti yang pernah dikatakan dirinya sendiri, dia seorang nabi yang ummi. Dengan demikian dia tidak pernah membaca kitab suci, tidak pernah agamanya itu mengutip agama-agama yg terdahulu seperti yang dituduhkan orang dengan kebodohan.  Sejarah Muhammad penuh mengandungi pujian dan pengagungan kepadanya yang sudah tentu tidak diketahui oleh orang-orang yang tidak mengenalinya."
  6. Pastor Isaaq Tiles (1810-1897)
    Seorang kelahiran Bordeauz.  Dalam bukunya Haqaiqut Tarikh, "Kalau kita mahu meneliti dgn saksama karya2 Muhammad dan kenabiannya, kita tidak akan menemukan sesuatu pun yang mencela atau mengecam Nasrani, bahkan kita akan melihat garis pemisah antara kaum Yahudi dan kaum Nasrani. Islam datang menciptakan kebahagiaan dan peradapan. Muhammad sama halnya dengan Musa membolehkan poligami dan perbudakan, walau perbudakan itu sendiri tidak diajarkan dalam akidah Islam. Muhammad membolehkan perbudakan kerana dalam keadaan darurat. Sedangkan poligami, Musa malah tidak mengharamkan dalam Tauratnya, dan Daud juga tidak mengharamkan dalam Zaburnya.  Kami wajib memahami bahawa akhlak Islam lebih luhur dari akhlak Nasrani".
  7. Monsieur Deitet Vannan (1823-1879) Monsieur Deitet Vannan
    Seorang orientalis Perancis yang pada tahun 1875 mengembara ke Timur.  Dalam karyanya Asy'ah Khashah bin Nuril Islam, menulis...
    'Sesungguhnya al-Quran yang dibawa Muhammad itu telah mencatat adanya kitab-kitab suci yang lain, dan ia merupakan satu-satunya kitab yang menyeru orang untuk bersikap lemah lembut dan baik hati. Telah mengadu kepada Rasulullah Muhammad, salah seorang dari Bani Salim b Auf yang bernama Husein; "Ya Rasulullah saya mempunyai orang tua yang masih beragama Masehi dan keduanya enggan masuk agama Allah.  Saya akan bermaksud memaksa keduanya."  
    Rasulullah menjawab, "Tidak ada paksaan dalam mengganut agama, seperti yang tercantum dalam surah Al-Kafirun (6): 'Bagi kamu agama kamu dan bagiku agamaku. ' dan seperti yang terkandung dalam surah al-Ankabut (46): 'Dan janganlah kamu berbahas dengan Ahli Kitab melainkan dengan cara yang lebih baik,...'
  8. Lev Nikolaevich Tolstoy
    Adalah filosof dan sasterawan besar Rusia... menulis dalam bukunya, 'Siapakah Muhammad', "Tahun pertama gerakan dakwahnya membawa Muhammad untuk menghadapi berbagai tentangan sebagaimana keadaan nabi yang diutus sebelumnya yang mengajak umatnya kepada kebenaran. Tetapi tentangan-tentangan ini tidak mematahkan semangatnya.  Bahkan Muhammad terus berdakwah, padahal ketika itu dia belum menyatakan bahawa dirinya sebagai Nabi yang satu.  Tetapi datang sebagai penyempurna risalah-risalah sebelumnya dan mengajak kaumnya kepada keyakinan seperti Nabi-nabi sebelumnya."
  9. Edward Adams
    Orientalis Amerika dalam satu karya mengatakan, "Negara Arab dulu, sebelum kenabian Muhammad, adalah negara yang tenggelam dalam kerosakan moral.  Susah bagi kita mencirikan kekacauan yg terjadi di setiap tempat.  Kerosakan besar yang mengsengsarakan rakyat pada masa itu dan kejahatan anak-anak (anak-anak perempuan dikuburkan hidup-hidup kerana takut membawa petaka).
    Pengorbanan manusia dilakukan atas nama agama, perang yang berlanjutan antara suku, serta penduduk negeri yang selalu hidup kekurangan, serta tidak adanya pelaksanaan hukum yang kuat.  Semua itu mengakibatkan penghambaan dan perbudakan di antara manusia, bertambahnya kejahatan, penganiayaan seksual dan kehormatan di antara manusia.
    Ketika itu datangnya Muhammad S.A.W sebagai juru penerang risalah yang Maha Esa dan Maha Perkasa bagi seluruh alam, yang di tangannya membawa petunjuk dan pembeda, iaitu Al Quran, dan di tangan kirinya membawa cahaya. Sesungguhnya, semua ini untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya dengan izin Tuhan Yang Maha Mulia."

Wallhu’alam

Posted in Labels: |

0 comments: